Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Raziq, dan (Calon Adiknya)

Jika boleh jujur, maka akan terlontar 2016 adalah tahun penuh Ujian dan Tantangan. Belum ada yang istimewa di awal tahun. Memegang tugas baru sebagai "pilot" fundraising retail, tanpa experience dan tanpa referensi menjadikan saya belajar cepat. Kelola karakter baru, kelola tim baru. Wahana pembelajaran pun berlanjut menanti di tahun ini. Di daulat sebagai ketua panitia ramadhan Dompet Dhuafa 1437 H, sungguh oh sungguh. Tantangan yang perlu ditaklukan. Siapapun yang pernah memegang amanah ini, tahu betul tingkat stress yang timbul. Apalagi adaptasi struktur organisasi lembaga yang baru menambah daya tahan Tantangan meningkat. Maret hingga Agustus, 5 bulan penuh belajar. Persiapan hingga laporan. Belajar bersabar, kelola puluhan tim untuk gapai 1 target. Masih dipertengahan tahun, tanpa sadar SIM A dan SIM C lewat masa berlaku. Berliku, untuk hindari razia dan aparat. Setiap pekan lewatkan prosesi tes ke kantor polisi uji SIM. Sempat digoda "oknum" untuk jalan pin

UMI.

"Boy, bisa kesini sebentar dan bawa tas kamu", panggil wali kelas SD ku sesaat setelah jam 9 pagi. Disamping Ibu Wali kelas, kulihat tante tiwi. Adik ipar ayah dengan murungnya. Boy, kita pulang ya. Ada uni (kakakku satu2nya) sudah di mobil. Pikiran kosong di bocah usia 8 tahun saat itu. Durasi 35 menit dari sekolah dasarku menuju rumah. Serangkaian bendera kuning terpasang di tiang2 listrik. Lagi, pikiran kosong bocah 8 tahun. Ada tenda biru terpampang depan rumah dengan kakek dan keluarga besar duduk tepat dibawah tenda. Sayangnya, lagi, pikiran kosong bocah 8 tahun. Sampai akhirnya, aku dan uni berlari menuju sosok terbujur diatas tempat tidur yang biasa kami tiduri. Tanpa sadar, teriakan bocah 8 & 11 tahun pecaah. Innalillahi wainnaillaihi rojiuuun. Telah berpulang Ayah kami. November 1995 saat itu. 5 hari jelang Umi milad ke-45. Hadiah dan ujian terindah yang ditaruh diatas beban seorang UMI, PNS pemda DKI dengan ijazah SPG nya (setara SMA). Jangan berekspetasi

Kisah Romantis

Seeettt, ndak sengaja mata tertuju padamu. Sempat terfikir, apa benar ada fenomena bidadari turun ke bumi?! Cantikmu sungguh mempesona siang itu. Mungkin karna tak lepas aliran air wudhu yg tak kau sapu, layaknya cerita Khodijah RA soal suaminya - Rosululloh Muhammad yg tak pernah menyapu air diwajahnya sesudah berwudhu. Soal waktu itu. Aku ingat sekali, awal agustus di sebuah gedung daerah sudirman. Tepat di lantai 10, durasi 400 meter dari ruang pintu perusahaanmu. Dan jika tak salah ingat, usiamu 22 tahun. Tepat 2 bulan 8 hari jelang usiamu 23 tahun. Yang menarik, lepas 8 hari setelah pertemuan pertama kita, kusisipkan niat baikku untuk mengAkadmu. Entah sadar atau tanpa, kau terima pinangku. Wahai zat yang lembut hatinya, kini usiamu bertambah 3 sejak saat itu. Artinya, 3 tahun sudah kau tidur disampingku. 3 tahun pada akhirnya kumampu penuhi hasratku akanmu. Hasrat, untuk cium lembut keningmu saat setelah Sholat malam kita berdua. Hanya kau, aku, dan para malaikat. Tentu, seka

Bulu Kuduk Berdiri karna Si Ojek Online

Tidak sampai seminggu, pengungsi menginjak angka 6000an, 34 jiwa dinyatakan meninggal, belum lagi korban dan kerugian lainnya. Garut di September yang membuat duka. Lepas 3 hari bencana, kang Asep - salah seorang komandan Disaster Management Centre DD mengabarkan. Beberapa komunitas ojek online minta ketemu malam ini (23/9) di bulungan, Blok M. Bersyukur mas Riandi, mas Eko, dan mas Kholid Manager Area wilayah Jabodetabek menyempatkan hadir menjemput niat baik. Keesokan hari tetiba saya diundang dalam grup Whatsapp "Pray For Garut". "Haduuh, grup apalagi inih". Gumam saya yg merasa hp semakin berat karna grup anu itu. Semua saling menyapa dan saling kenalkan diri. Rupanya, gabungan ojek online (gojek, grabbike, dan uber) dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Tidak pernah lepas satu chat pun yg terlewat. Satu per satu saya pelajari karakter rekan2 tersebut. Ada yang curhat soal hitungan pendapatan, pun ada yg apatis tetiba left dari grup. Meski tidak sedikit yang

Jejak Seribu Langkah di Negeri Seribu Sungai

"Tahun lalu yang buat saya terenyuh Mas Boy, pas diberikan bungkusan daging sapi di daerah barito koala - Banjarmasin, sampai ada kegirangan banget", sisip Ust. Baihaqi - Mitra Tebar Hewan Kurban DD wilayah Banjarmasin. Sepanjang perjalanan Ustadz bicara banyak soal tebar kurban. Termasuk cerita soal kedekatan dengan Mas Jamil Azzaini, yang dulu mengurus THK DD di awal2. Bagian sejarah masuknya tebar kurban di Banjarmasin. Ustadz yang alumni IPB, kini mengelola sebuah yayasan disini (banjarmasin, red). Dari suntikan satu buah sapi dari THK DD di awal tahun 2000an, kini melesat hingga puluhan Sapi yang dikelola. Yang kawal adalah para peternak lokal. Pelatihan peternak agar ternak bisa sehat dan berkualitas tetap dikawal sahabat dari Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa. Perjalanan menuju Tebing Rimba, salah satu pelosok Banjarmasin tempuh dua jam lebih. Artinya lebih dari 200 kilo bisa sampai tempat ini. Tak lepas, pemandangan sungai tak putus. Sesekali hutan menjadi destinasi. L

Kali Kedua, Indonesia Rayakan Miladmu Nak...

Demi daya juang bundamu yg menjaga lembut janinnya berdurasi 9 bulan Demi bundamu pula yang mengadu hidup dan mati saat kau paksa tampakan wujudmu ke dunia Demi Harmoni Takbir yang ku-kumandankan di telinga saat kau menangis kali pertama Demi hadir dan tawamu, yang kau sisihkan waktu rehat malamku untuk gantikan popok setiap 2 jam sekali Demi senyum surgamu yang menghampiri saatku lelah mencari nafkah atas dunia yang penuh sandiwara Demi mataku yang berkaca saat melihatmu merangkak kemudian berjalan dan kini berlari Demi hatiku yang bergetar saat kau lafadzkan panggilan kepada kami; bundaa.. abii... Demi gayamu yang kini teramat banyak. Dan kupelajari satu per satu. Dan semakin kupelajari. Semakin tersenyum ku dibuatmu Demi rangkaian Keagungan Tuhan kita, maka amanah atas dirimu tiba di kami dua tahun lalu; 17 Agustus 2014, Pukul 21.49 Waktu Indonesia Bekasi. Demi seiring teriakan kumandan upacara, dan lantunan 17 Agustus, kau Milad yang KEDUA naak.

Gotong Kurban Ke Sudut Indonesia

"Terima Kasih Tebar Hewan Kurban", ujar Pak Sugeng warga Desa Kalipadang Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Bagaimana tidak, daging emas yang hanya dirasakan setahun sekali ini memang begitu special. Keluarga yang tinggal di rumah kayu dan beralaskan semen telanjang tersebut biasa mendapatkan 3-5 kg daging kambing hanya setahun sekali. Pak Sugeng mengaku biasa memanfaatkan daging tersebut untuk dimasak dan dinikmati bersama istri dan ketiga anaknya. Pak Sugeng merupakan salah satu dari ribuan Kepala Keluarga penerima daging Tebar Hewan Kurban (THK) di Indonesia. Khususnya di Provinsi Bengkulu, terdapat 40 desa yang mendapatkan daging kurban dari donatur yang menitipkan kurbannya ke THK Dompet Dhuafa. Masing-masing desa mendapatkan 4-5 ekor kambing dari total keseluruhan 200 ekor distribusi THK DD di Bengkulu. Lusiyanto, ketua Himpunan Peternak Indonesia yang juga merupakan mitra THK DD mengaku sangat berterima kasih atas kepercayaan donatu

Backstage : Kejebak Untung

Setelah usai dan terbilang sukses pada Halal Bihalal Tokoh dan elemet ummat 1436 H lalu, tahun ini kembali diadakan. Ada beban moral yg lebih kuat di tahun ini. Pak Ahmad selaku Presiden Direktur DD disematkan sebagai ketua pelaksana acara. Sebulan panitia disiapkan, dibagilah tugas masing-masing. Hingga akhirnya H-2 acara, semua ornamen acara sudah sangat baik disiapkan oleh teman2 muda Dompet Dhuafa. Ada satu hal yg masih ganjal, MC cowok untuk mendampingi Mbak Terry Putri belum siap. Syahrul gunawan, steni agustav dan beberapa Volunteer DD coba diupayakan. Namun tetiba jelang dua hari semua berhalangan. Munculah nama Ricky perdana. Sontak LO yang bertugas segera hubungi. Sore, jelang sehari perhelatan, saya dihubungi oleh mas Affan - floor director acara nanti. Bernego untuk memenuhi kuota MC yang rupanya belum ditemukan. Tak lama terdengar suara mas Romi - General Manager Corporate Secretary DD. "Mas boy, mohon maaf sebelumnya. Melihat situasi, sepertinya kita tidak ada budg

Gelanggang Ketenangan Duka Mas Helmi

Seusai membawa ambulans sendiri dari rumah sakit ke rumah duka untuk hantar Almarhum adik kandungnya, mas Helmi menyampaikan ada indikasi malpalraktek di RS daerah Jakarta, tempat adiknya dirawat selama 12 hari. Lembaga Bantuan Hukum Dompet Dhuafa sudah dikontak dan akan bantu advokasi kasus adiknya mas Helmi ini. Terlepas dari itu, Rumah duka ada di gang kecil. Ayahnya yg seorang pedagang buku dan madu sampaikan terima kasih kepada DD. Persepsi muncul saat saya diskusi kecil dengan ayahnya. Dugaan saya, banyak nilai2 filosofis yg ditanamkan kepada anak2nya. Kembali ke Mas Helmi, anak pertama dari empat bersaudara. Baru saja lulus tes magister di Universitas Indonesia. Beliau masuk ke Dompet Dhuafa sebagai Karyawan Project, Asisten Manager Kantor DD Cabang Pembantu Jakarta Utara dan Jakarta Pusat enam bulan lalu. Pagi ini membuat saya tertegun. Diantara huru hara harapan kenaikan gaji dikantor, ada syukur mendalam  bertemu orang seperti mas helmi. Sosok yg penuh kecukupan dan rasa s

Ahad bersama Abi

"Ririeeeez, ibonk, ayo jalan pagi. Kita ke pasar. Sekalian ririez biar dapet jalan pagi. Bagus untuk persalinan kamu nanti",  pagi itu pkl. 05.40 wib. Teriak umi dari balik pintu kamar. Di saat yang bersamaan, jalanan riuh warna bendera merah putih. Maklumlah, Republik Indonesia sedang milad ke 69 rupanya. Durasi berkilo-kilo meter antara Jatibening dan Istana Merdeka, dengan keriuhan yang berbeda. Di istana sudah barang tentu komandan upacara berpakaian putih wangi dengan segala entitasnya. Dan kami, (Umi - aku - istriku) berkaos oblong jalan pagi ke pasar. Belum genap 9 bulan istriku (ririez, red) mengandung, estimasi dokter sih sekitar tgl 21 agustus, bayi dalam rahim akan tampak ke dunia. Tentu dengan izin Allah. Kabar itu kami terima kemarin (sabtu, 16 agustus 2014) dari dokter Wulandari. Dokter tambun yang pasiennya bejibun. Berbagai seremonial agar niatan istriku bisa lahir normal dilakukan. Sejak pekan kemarin, sesekali Ririez mengepel lantai dengan tangan dan sam

6 Tahun Untuk Setia

“Apa Motivasi anda daftar di Dompet Dhuafa mas?”, terlontar pertanyaan dari sosok dingin yang kini menjadi Presiden Direktur DD dalam situasi last interview Managaement Trainnee DD 2010. Dengan ringan kemudian saya jawab, “Awalnya saya Apply semua kode (MT) di JobsDB dan Jobstreet. Saya ndak faham apa itu Dompet Dhuafa, tapi ibu saya ngotot untuk saya hadir pagi ini pak. Mungkin karna Ibu saya sudah mengenal DD sejak semasa kerja dulu,” ujar saya. Saya ingat sekali dalam situasi Interview tersebut sangat santai. Meski situasi tersebut adalah proses wawancara terakhir sebelum saya diangkat menjadi Management Trainnee DD. Ada suasana hangat diantara 3 sosok yang sangat ramah. Tiga sosok yang saya kagumi hingga hari ini. Ibu Rini - mantan Direktur Keuangan DD, Mas Arifin Purwakananta yang dulu Direktur Program dan kini Direktur Baznas, dan Pak Ahmad Juwaini yang kini menjadi Presiden Direktur DD. Tiga hari sebelum prosesi simbolis kelulusan (Wisuda), saya dihubungi oleh Mbak Yuyu

Kenapa Ngotot 99 M ??

"Bapak saya buruh tani, ibu saya gak kerja. saya masuk Smart Ekselensia Dompet Dhuafa sudah sekitar 4 tahunan. dan gak tau kenapa, pas masuk ke Smart Ekselensia keluarga saya jadi penghasilannya lumayan bertambah. kalau dulu mah agak susah ayah dapet rejeki, Mungkin karna berkah Zakat kali ya", ujar Kabul, siswa Smart Ekselensia asal Jawa saat presscon akhir bulan lalu. Smart Ekselensia, sekolah dengan verifikasi ketat dalam mekanisme rekruitmentnya. Maklumlah, sekolah super ketat ini khusus dhuafa, satu angkatan hanya menerima 35 anak dari seluruh Indonesia. Verifikasi bukan hanya dhuafa, tapi anak dhuafa yang super cerdas. SMP dan SMA digabung hanya dengan 5 tahun. Boarding school, dan boleh pulang kampung hanya setahun sekali dan dibiayai pula. Kecerdasan mereka Terbukti hingga angkatan kedelapan, anak-anak tersebut lulus menjanjikan. 100% lulus kampus negeri bonafit di Indonesia. mulai dari UI, Unpad, ITB, IPB dan kampus keren lainnya. kalau tidak salah, ada satu anak y

Lama Tak Bersua, Benarkah Ini Medan? Eh beneran ini Indonesia??

Ini Medan Bung !! 15 hari jelang Ramadhan, saatnya menebar serbuk Fundraising ke berbagai cabang. Setelah sepekan lalu menabur benih ilmu di Riau, kini saatnya Medan. Horas !! "Daboy tugas ke Medan ya" ucap mbak Novi dengan nada wibawa, Manager Human Capital Dompet Dhuafa. Baru saja rasanya kemarin berbagi pengalaman dengan teman-teman fundraising Riau. Atau kami biasa menyebut dengan sahabat ramadhan. Alhamdulillah hari ini ada kesempatan yang sama ditempat lain. Meski harus gadaikan 2 pekan berturut melepaskan waktu main dengan raziq. Eh btw, Adakah yang tau pengertian fundraiser? Yaps. Mirip-mirip marketing lah. Kalau marketing (bisa jadi) mencari profit untuk dirinya dan perusahaan, tapi fundraising menghimpun dana untuk pemberdayaan ummat dan membantu sesama. Mau dapat penghimpunan berapapun mah, gak ngaruh seketika bisa dapat bonus gede, hihhi. Apa bedanya fundraiser dengan amil? Sederhananya gini, Fundraiser adalah Amil yang melakukan marketing. Tapi Amil be

Air Mata Mekkah, Jatuh Di Qatar (1)

"Mas boy, antum bersama mbak desi ya untuk dampingi Kak Seto dan Dokter Lula ke Qatar akhir bulan depan", ujar mas Putra - General Manager DD yang saat masih bertugas dulu. Menjadi keberuntungan berada dalam divisi Fundraising Infak selama setahun kemarin. Didalamnya ada departemen International Partnership. Departemen ini bertugas menggali potensi donasi Kemanusiaan dan Ziswaf di berbagai belahan dunia. Kebahagiaan lain berada dalam gerbong besar lembaga ini yang sudah memiliki 5 cabang Luar Negeri; Hongkong, Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang Qatar, menjadi bagian rencana tindak lanjut atas pembukaan cabang di masa depan - mungkin. Akhir Februari tahun lalu menjadi saat tak terduga, saat saya ditugaskan lembaga untuk mengawal Kak Seto melakukan Fundraising di Qatar. Caranya, memberikan seminar kemudian melakukan donasi langsung dan lelang kemanusiaan untuk program Dompet Dhuafa di Palestina. Di saat yang sama, mbak Desi mengawal Dokter Lula Kamal dalam

Parmugari Fly Emirates dan Singapore Airlines, Berikan Materi kepada Relawan Zakat

Gimanaa, seneng gak? Seneeeeng pak. Jawab ratusan relawan Zakat di gedung Pasca Sarjana UMY kemarin. Pak Aziz, adalah sosok yang berada dihadapan mereka. Kali pertama bertemu, rasanya masih belum percaya kalau beliau Muslim yg Taat. Bermata sipit, rapih, dan perawakan mirip sekali dengan orang2 bagian asia timur. "Tugas pertama yang harus anda lakukan adalah, membangun PRIDE pada diri anda sendiri. Bahwa anda seharusnya bangga menjadi Amil Zakat. Sebagai muslim, saya pun bangga punya Dompet Dhuafa yang sudah banyak berbuat dan mendunia", ujar pak Aziz saat pertemuan pertama kami di Gedung Ciputat waktu itu. Bulu kuduk berdiri, dan membuat pikiran ini seperti terhenti berpikir karna merenung. Subhanallah, senang rasanya dipertemukan dengan Pak Aziz. Seorang profesional yang tiba2 hadir ke Dompet Dhuafa untuk bantu memperbaiki apa2 yang kurang dalam diri kami. Pengalamannya jangan ditanya, pernah di perusahaan minyak hingga perusahaan produk International sudah khatam olehn

Jangan Maju Sekarang Pak Sandiuno !!

Kali kedua bertemu Sandiaga Uno. Sosok tampan, senyum mengenang, dan idaman setiap wanita mungkin. Kedermawanannya sebagai muslim juga sudah perlu ditanya. Sebagai amil zakat, kami paham betul betapa sisihan harta kebaikannya terpotong rapih dalam setiap tahunnya. Pertama sekali bertemu adalah saat menyambangi beliau di lapangan golf milik sendiri yang berdomisili di wilayah Senayan Jakarta. Saat itu kami hendak mengambil gambar (foto) untuk dijadikan visual kampanye "Ayo Bantu Gizi Buruk". Namun sayang, tidak jadi naik karna langkah beliau yang melaju menjadi bakal calon DKI 1. Hal yang memang tidak boleh dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Saya Boy, dari Dompet Dhuafa pak, "ujar saya sembari menjabat pertama kali tangan beliau". Selang 3-4 detik, beliau mengenalkan diri. "Saya Sandi, penggemar Dompet Dhuafa". (Tetiba terlepas senyum dari saya). Tak menyangka, sosok yang memang sangat humble. Tergambar dalam pertemuan tersebut. Hal tersebut pula yang jug

Suatu Saat Jika Tak Disini...

Suatu saat jika aku tak disini lagi, aah pasti akan sangat rindu. Suatu saat jika aku tak disini lagi, aah pasti ada yang kurang. "Baru malam takbiran kemarin ngerasain dirumah bro, tapi malah jadi kerasa ada yang kurang. Apalagi hiruk pikuknya ramadhan, aah kangen juga" curhat salah seorang teman mantan amil DD saat ketemu gak sengaja di daerah kuningan. Laki-laki sederhana, berbadan kurus yg 'begitu-begitu' saja sejak dulu. Hobinya lari dan gowes. Sekarang melanglang nasibnya di salah satu NGO International asal UK. Tak sengaja betul, bertemu lepas magrib di kawasan kuningan. Banyak hal yang beliau ceritakan, banyak inspirasi yang tercecer malam kemarin. Soal disiplinnya orang asing, dan detailnya mereka dalam merancang program kemanusiaan. "Tapi tetep boy, suasana di DD itu emang bikin kangen", tambahnya. Hari kemarin jelang sebulan menuju Ramadhan. Menghitung hari, memilih konter, menunjuk placement media yang pas, dan menyusun material visual yang

Cerita H Min Tujuh Puluh Enam

"Daboy, ada empat program utama yang dilakukan. tapi ada puluhan program yang tetap dikelola oleh teman2 program," Ujar Bu Latifa, Ibu Guru kami yang punya semangat selalu muda. Waktu tepat menunjuk pukul. 19.12 WIB. Tapi diantaranya masih tetap ada Bang Shofa, Amil senior Dompet Dhuafa yang baru saja pulang Umroh kemarin sore. Diantara derita lelah dan radangnya, Bang Shofa tetap hadir dalam rapat lanjutan persiapan Ramadhan 1437 H hingga malam waktu itu. Sama seperti Bu Inge, yang juga baru pulang Umroh tiga hari lalu. Ibu dua anak ini kali pertama berada dalam tim ramadhan. Namun, semangatnya tak menampilkan seorang senior yg mudah lelah. "Sebenernya anak aku yg kecil ulang tahun Daboy, daritadi udah sms kapan bunda pulang", berbisik mbak Refia lepas magrib berjamaah kemarin dengan nada agak sendu. Mbak Refia baru saja bergabung dua bulan lalu di lembaga ini, namun semangat manfaatnya jangan ditanya. Ruang Meeting bersuhu 24 derajat masih berlanjut. Di lantai

Karna Sedekah Dua Ribu jadi Dua Juta, Ayah Muda Ini Terlihat Lebih Tampan :)

Kalau teman pernah ke Mall Pejaten Village, pasti akan bertemu booth layanan donasi Dompet Dhuafa di lantai dasar. Dekat musholla dan toilet. Setiap tanggal 25 hingga tgl 5 di setiap bulannya. Tak jarang, booth mereka dikira sebagai layanan pembayaran toilet . Maka, seringkali duit dua ribuan lesuh ditaruh diatas booth. Ada kejadian lucu tempo hari. Saat anak sekolah berpakaian putih merah sedekah malu-malu. Dikeluarkannya kocek Lima ribuan dr kantongnya. Tak lama dilemparkan ke booth, kemudian pergi berlari.. Ada cerita berikutnya yg tak kalah seru. Saat seorang lelaki yang sepertinya sudah menikah, melewati depan booth. "Mbak, saya mau sedekah", ujar seorang pemuda lewat depan kami, tak lama uang dua puluh ribuan keluar dari kantong sebelah kanan beliau. Seperti biasa, kami pun mencatat nama beliau dan mendoakan pemuda tersebut, sebagaimana SOP donasi yang diterapkan pada lembaga. Allahu Akbar, siapa sangka. Pengantar doa menjadi penggerak hati pemuda tersebut. "

Bos Sawit, Ajak Karyawannya Sedekah Dadakan

Lucyyy, kau dapat ta' artikel kerang ni?! "Teriak Pak Mhamod pada Managernya seketika, sembari memegang selembar surat laporan donasi dari DD". Bu Lucy tak lama datang dan merespon pertanyaan Pak Mhamod, (artikel apa boss?!) Ada surat dari Dompet Dhuafa berisi cerita tentang pengupas kerang. Mengupas kerang mungkin merupakan hal yang sepele bagi banyak orang. Tapi bagi Elsa, mengupas kerang adalah bentuk semangatnya untuk dapat menyelesaikan pendidikan, sebagai proses menuju cita-citanya yang mulia: meningkatkan harkat keluarga" Elsa, begitu teman-teman sebaya memanggil namanya. Ia berangkat sekolah setiap pagi, menyimak pelajaran dengan baik, mengerjakan tugas, dan bergegas pulang ketika waktu menunjukkan jam pelajaran berakhir. Pemilik nama lengkap Elsa Alvionita (13) ini bersyukur karena sekolahnya tak berjarak terlalu jauh dari rumah. Ketika tak punya uang untuk ongkos angkutan umum, Elsa bisa memilih untuk berjalan kaki. Tak banyak yang tahu, Elsa memil

Ngefans Bangeet

Bareng anak2 smart ekselensia. Waktu nobar gala premiere filmnya Fatin Shidqia (Dreams). (Mungkin), ini kali pertama mereka ke bioskop. Antusiasnya luar biasa. Makanya pas diajak foto, ketawanya lepas, pas, pas... Btw, anak Smart Ekselensia ituh boarding school tingkat SMP dan SMA. Tp durasi belajarnya hanya 5 tahun. Beda sama kita (mungkin dulu) yang 6 tahun. Thats why anak2 yg masuk kesana punya 2 persyaratan utama. Yaitu super dhuafa dan super cerdas. Sudah 5 angkatan yg lulus kalau ndak salah. Artinya lebih dari 150an anak telah lulus dr sekolah ini. 99% masuk kampus negeri favorite. Ada 1-2 anak (1%) yg gak lulus kampus negeri, karna dapet beasiswa ke luar negeri, wow...... Dulu, bisa jadi mereka tanpa cita2. Dulu, bisa jadi mereka malu bermimpi. Makanya pas masuk mukanya lugu2 banget :) Sekarang? Wah gokiiil. Ngefans banget sama mereka. Minimal banget lulus dah megang 2 bahasa. Minimal tahfidz Quran 5 juz. Kereen .... !!! Ingat pernah zakat dan sedekah ke Domp

Daus, dan Ban Bocor

Wah, kalau ramadhan mah ane inget waktu pasang konter di kalibata bang boy. Waktu kite masang konter ke lantai tiga, ban mobil dirobek orang. Padahal ada brand dd nya tuh mobil, tega bet deh orang. 'Celoteh bang daus, salah seorang office boy dikantor'. Masi ade sembilan konter lagi bang dimobil yg kudu dipasang. Mane terakhir masang jauh banget di Thamrin City.  Kite curiga sih orang2 yg nongkrong deket situ. Soalnya pas ban robek mane kita di cengin, trus pada neriak2in. Bang kholid kayanya mah paham diye. Makanya bang kholid ma bang riandi bilang "udah2 mas daus, gausa diladenin". Tapi seru dah bang kalo inget2, 'Lanjut daus cerita dengan heboh'. Bagaimanapun Ramadhan meninggalkan kenangan. Dan selalu rindu utk bertemu. Kejar ramadhan, tinggalin mantan loe* *khusus jomblo sejati Saya dan Bang Daus

7 Menit untuk Harapan Baru

"Mas Boy, waktunya sisa 7 menit. Karna kita persiapan Sholat Jumat", ujar ketua komite penjurian. Saat itu sabtu malam (26/12),  pkl.21.00 wib kami tiba dirumah lepas menghadiri resepsi sahabat SMA kami. Tidak lama kemudian, Raziq - anak pertama kami bergegas utk dibersihkan badannya, Kebiasaan jelang tidur. Dengan hantaran sholawat, raziq akhirnya lelap dlm tidurnya. Seingatku jarum jam menunjuk pkl.22.45 wib. Tak lama istriku menyapa, abi mau ngerjain apa buka laptop?. Tak kujawab, senyum saja yg kuhantarkan. Pkl.23.51 wib, waktu 9 menit jelang penutupan masa pengiriman berkas dd innovation. Tak lama, ku hub panitia utk meminta izin mengirimkan berkas sedikit terlambat. Alhamdulillah, dikabulkan oleh ketua komite. Seingatku, pkl.00.19 wib (27/12) kukirimkan segala berkas utk memenuhi lomba. Lomba yg kabarnya berhadiah laptop. Teringat laptop kantor yg dipinjamkan kantor hilang dirampas perampok pekan lalu (19/12).  Ah, kucoba saja bagian dr ikhtiar mengganti to

Belajar Dari Sopir Angkot

Ketika sedang menunggu angkot, tiba-tiba muncul angkot yg dikendarai pria cukup gondrong, agak seram wajahnya tetapi terlihat ramah. "Ayo pak haji naik, langsung nih tidak ngetem" sapa sopir. Saya pikir ini strategi marketing para sopir yg menawarkan dengan bahasa manis, memanggil penumpang dg sebutan haji dan tidak ngetem, krn biasanya tetap akan ngetem. Akhirnya saya naik angkot tersebut, hanya saya terdapat dua penumpang di angkot ini. Tidak lama, penumpang satunya turun, maka tinggal saya sendiri. Saya berfikir kasian juga sopir ini kalau hanya ada satu penumpang. Saya mulai aja ngobrol, " Pak, tidak ngetem dulu saja? Kan penumpang hanya saya." Sopir, " Tidak pak haji, saya sih tidak biasa ngetem, males dan bikin penumpang tidak suka jg. " Terus gimana dg penumpang yg sepi begini, apa cukup utk setoran?"  lanjut saya. "Alhamdulillah pak haji selama ini selalu ada rizqi Allah. Sambil nyetir begini saya sambil terus dzikir da

Dibacain Doa Zakat Malah Nangis

Tadi ada donatur kak, penampilannya gak pake jilbab dan (mohon maaf) agak seksi. Tapi pas ayu bacain akad zakat, tiba2 dia nangis. Ayu bingung kak, jadi grogi. Terus dia bilang, makasih ya mbak, saya udah didoain. Gak lama langsung pergi. Ujar Ayu, Fundraiser Dompet Dhuafa di Bintaro Plaza, saat cerita menjaga konter Ziswaf di lt. LG Bintaro Plaza. Kamis Barokah, semoga kita tidak selalu menilai orang dari luarnya. dan terus menawarkan islam dengan kelembutan dan mendoakan ‪#‎TebarKebaikan‬