Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Keajaiban Satu Malam

Petjjaah..., usai Takbiratul ihram sesak rasanya. Tersengguk-sengguk membaca Al-Fatihah. Padahal masih rakaat pertama. Air Mata pun ndak sengaja mengalir liar di pipi. Mungkin, situasi ini lebur usai sempat tertahan pagi tadi saat seorang manusia kecil keluar dari rahim bundanya. Licin, bermandikan darah dengan ikatan ari-ari yang belum terputus. Bulu kuduk berdiri saat muncul kepala pada tubuh seorang Ibu. Dua kali sudah saya menyaksikan situasi seperti ini. Pertemuan antara meringisnya seorang bunda berjam-jam yang menggadaikan nyawanya, dengan daya makhluk kecil yang ingin keluar dari rumah rahimnya dan melihat dunia. Tentu dari tiga kegelapan yang dilalui. Layaknya skenario Allah yang diceritakan dalam Al-Quran surat Az-Zumar ayat 6. 20 Jam bertahan Pembukaan Satu 08.28 WIB kami tiba di rumah sakit, paling tidak setelah dua kali si bunda merasakan aliran air keluar dari tubuhnya dan menetes di lantai. Usai shubuh dan pukul tujuh. Selasa, 8 Agustus 2017 saat itu. 

Segala Sesuatu Ada Saatnya

Doa adalah, bagian terpasrah dalam aktivitas kita. Susunlah kata-kata manis nan merayu, melebihi kau minta naik gaji pada bosmu. Senyum genit si Bunda pagi itu masih terngiang. Senyumnya menggetarkan hati. Matanya mengintip penuh makna. Benar saja, garis dua pada alat penguji kehamilan menjadi komunikasi hening kami saat itu. Ahh Doa kami dikabulkanNya. Berencana sajalah, pasrahkan doa pada setiap sudut ibadah. Dua kunci itu yang kami pegang saat Raziq usai masa MPASInya. Lepas dua tahun sudah usia si abang. Maka tiba saat hak atas air susu bunda bergeser pada adiknya. Niat kami membathin untuk menambah keturunan. Berangsur, membesarnya raziq yang terus tumbuh. Riangan dan canda Raziq semakin dewasa. Jadilah Abi punya teman baru untuk berdua. Mengintip tante kasir nan lucu di bengkel dekat rumah atau kakak cina cantik penjual nasi uduk minggu pagi,, pun mengintip manja para calon Ummi di pengajian rabu rabbanians,. hehhe. Maaf, bagian ini hanya ilusi. Konteks lain, Bunda p