Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Backstage : Kejebak Untung

Setelah usai dan terbilang sukses pada Halal Bihalal Tokoh dan elemet ummat 1436 H lalu, tahun ini kembali diadakan. Ada beban moral yg lebih kuat di tahun ini. Pak Ahmad selaku Presiden Direktur DD disematkan sebagai ketua pelaksana acara. Sebulan panitia disiapkan, dibagilah tugas masing-masing. Hingga akhirnya H-2 acara, semua ornamen acara sudah sangat baik disiapkan oleh teman2 muda Dompet Dhuafa. Ada satu hal yg masih ganjal, MC cowok untuk mendampingi Mbak Terry Putri belum siap. Syahrul gunawan, steni agustav dan beberapa Volunteer DD coba diupayakan. Namun tetiba jelang dua hari semua berhalangan. Munculah nama Ricky perdana. Sontak LO yang bertugas segera hubungi. Sore, jelang sehari perhelatan, saya dihubungi oleh mas Affan - floor director acara nanti. Bernego untuk memenuhi kuota MC yang rupanya belum ditemukan. Tak lama terdengar suara mas Romi - General Manager Corporate Secretary DD. "Mas boy, mohon maaf sebelumnya. Melihat situasi, sepertinya kita tidak ada budg

Gelanggang Ketenangan Duka Mas Helmi

Seusai membawa ambulans sendiri dari rumah sakit ke rumah duka untuk hantar Almarhum adik kandungnya, mas Helmi menyampaikan ada indikasi malpalraktek di RS daerah Jakarta, tempat adiknya dirawat selama 12 hari. Lembaga Bantuan Hukum Dompet Dhuafa sudah dikontak dan akan bantu advokasi kasus adiknya mas Helmi ini. Terlepas dari itu, Rumah duka ada di gang kecil. Ayahnya yg seorang pedagang buku dan madu sampaikan terima kasih kepada DD. Persepsi muncul saat saya diskusi kecil dengan ayahnya. Dugaan saya, banyak nilai2 filosofis yg ditanamkan kepada anak2nya. Kembali ke Mas Helmi, anak pertama dari empat bersaudara. Baru saja lulus tes magister di Universitas Indonesia. Beliau masuk ke Dompet Dhuafa sebagai Karyawan Project, Asisten Manager Kantor DD Cabang Pembantu Jakarta Utara dan Jakarta Pusat enam bulan lalu. Pagi ini membuat saya tertegun. Diantara huru hara harapan kenaikan gaji dikantor, ada syukur mendalam  bertemu orang seperti mas helmi. Sosok yg penuh kecukupan dan rasa s

Ahad bersama Abi

"Ririeeeez, ibonk, ayo jalan pagi. Kita ke pasar. Sekalian ririez biar dapet jalan pagi. Bagus untuk persalinan kamu nanti",  pagi itu pkl. 05.40 wib. Teriak umi dari balik pintu kamar. Di saat yang bersamaan, jalanan riuh warna bendera merah putih. Maklumlah, Republik Indonesia sedang milad ke 69 rupanya. Durasi berkilo-kilo meter antara Jatibening dan Istana Merdeka, dengan keriuhan yang berbeda. Di istana sudah barang tentu komandan upacara berpakaian putih wangi dengan segala entitasnya. Dan kami, (Umi - aku - istriku) berkaos oblong jalan pagi ke pasar. Belum genap 9 bulan istriku (ririez, red) mengandung, estimasi dokter sih sekitar tgl 21 agustus, bayi dalam rahim akan tampak ke dunia. Tentu dengan izin Allah. Kabar itu kami terima kemarin (sabtu, 16 agustus 2014) dari dokter Wulandari. Dokter tambun yang pasiennya bejibun. Berbagai seremonial agar niatan istriku bisa lahir normal dilakukan. Sejak pekan kemarin, sesekali Ririez mengepel lantai dengan tangan dan sam