Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Habiskan butir Nasi Terkahirmu, Nak

"Habiskan butir nasi terakhirmu, nak."  25 tahun lalu nenek selalu ingatkan ini tiap kali ke Jakarta dan menginap dirumah. Dengan bahasa minangnya yang fasih, dan suapan nasi dari tangannya yang renta kepada saya. Nenek tua kurus, berkain dikepala. Namun rasa sayangnya begitu tulus, seraya rasa cintanya pada cucu. Kata Umi, Etek dan Dusanak semua, saya satu diantara belasan cucunya yang paling disayang. Hehhe. Namun jika anda meminta saya menggambarkan wajah nenek, memori yang lemah ini tentu tak ingat. Maaf. Pembelaan saya mungkin karna nenek meninggal saat saya usia 5 tahun. Tapi satu pesan nenek tersisa yang melekat kuat pada alam bawah sadar. "Habiskan butir nasi terakhirmu, Nak. Kalau kau ndak makan, menangislah nasi itu. Kasihan dia ditinggal sendirian". Sepanjang tahun semasa kecil saya kadang bertanya dalam hati. Apa makna nenek selalu mengingatkan demikian. Warisan pesan "sepele" yang ternyata juga dilakukan umi. Tak pernah tertin

Berhentilah Menuntut, Perbanyaklah Kontribusi

Jelang 10 hari undur diri dari lembaga, saya sengaja membuka meja panjang untuk urung rembug bersama tim. Diskusi soal startegi departemen kami selama 2017. Bahasanya penguatan. Agar semua jelas, semua paham, semua nyaman. Bersyukur, 15 orang berkumpul, 1 diantaranya sedang sakit. Plus minus 13 slide saya paparkan. Pointnya adalah layanan sedekat langkah dan engagement sedekat hati. Sekedar informasi, kami adalah sales Zakat dan Sedekah level nasional dan international. Maka dua strategi kunci itu yang kami tanam. Seakan rekan-rekan saat itu tau jika saya akan angkat kaki, dan begitu memang biasanya. Sebelum ada statement resmi atas isu lembaga, maka dinding lebih dulu bicara, hhhehe. Maka kemudian saya buka sesi diskusi. Beberapa detik hening, detik berikutnya mas Eko (Manager Area Jakarta Barat-Tanggerang) angkat bicara. Pertanyaan yang lembut dan menukik akhirnya terwakili oleh beliau. Pertanyaan yang mungkin melekat pada setiap kepala saat itu. Apakah benar soal