Langsung ke konten utama

Segala Sesuatu Ada Saatnya

Doa adalah, bagian terpasrah dalam aktivitas kita. Susunlah kata-kata manis nan merayu, melebihi kau minta naik gaji pada bosmu.

Senyum genit si Bunda pagi itu masih terngiang. Senyumnya menggetarkan hati. Matanya mengintip penuh makna. Benar saja, garis dua pada alat penguji kehamilan menjadi komunikasi hening kami saat itu.

Ahh Doa kami dikabulkanNya. Berencana sajalah, pasrahkan doa pada setiap sudut ibadah. Dua kunci itu yang kami pegang saat Raziq usai masa MPASInya. Lepas dua tahun sudah usia si abang. Maka tiba saat hak atas air susu bunda bergeser pada adiknya. Niat kami membathin untuk menambah keturunan. Berangsur, membesarnya raziq yang terus tumbuh.

Riangan dan canda Raziq semakin dewasa. Jadilah Abi punya teman baru untuk berdua. Mengintip tante kasir nan lucu di bengkel dekat rumah atau kakak cina cantik penjual nasi uduk minggu pagi,, pun mengintip manja para calon Ummi di pengajian rabu rabbanians,. hehhe. Maaf, bagian ini hanya ilusi.

Konteks lain, Bunda punya pacar baru saat suaminya tugas keluar kota. Celoteh raziq mampu merayu bunda yang kesepian saat si Abi tidak tidur disebelah. Bahkan daya celotehnya mampu membuyarkan permasalahan dunia si bunda dengan segala isinya. Kadang kami mem-bercandainya anak ucul.

Agustus, tiga tahun lalu kami dianugerahi anak ucul tadi. Agustus ini, kami berharap penuh doa, anak kedua lahir dengan sempurna. Bayi sehat, bunda kuat. Sementara itu yang kami Mohon pada Rabb kami.

Kami nyaris berempat. Jika tak ada aral, dokter meramal tengah agustus ini si bayi kecil muncul ke dunia. Tapi kembali lagi, Hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Penulis Terkenal dan PASRAH
Tetiba saya teringat beberapa tahun lalu. Saat saya bercerita hangat dengan seorang penulis terkenal di rumahnya yang penuh buku. Beliau bercerita saat butuh waktu tahunan untuk memiliki keturunan. Segala macam cara telah dilewati, hitungan negara telah dijelajahi untuk mencari obat manjur. Hingga pada bagian akhir cerita, satu kata yang membuat istrinya mengandung, PASRAH atau dalam bahasa islam ialah LILLAH.

Sesampainya dirumah, saya berujar pada istri: Maka, dzolimlah kami jika tidak bersyukur. Atas segala nikmat yang Allah berikan. Wajib syukur. Harus bersyukur. Kudu mensyukur.
Serangkaian makna syukur tetiba muncul dalam benak saya saat diatas motor Ampera-Kebon Jeruk. Begini rangkaian katanya:

"Kadang kita lupa bagaimana cara bersyukur, padahal itu tahapan paling awal untuk menambah kenikmatan"

Setiap kita Allah titipkan ujian. Allah titipkan nikmat. Hingga bagaimana me-mandainya kita kelola dua rasa itu.


SEGALA SESUATU ADA SAATNYA. Kata kunci yang selalu jadi pegangan saya. Saya titipkan kata itu pula pada sang bunda, raziq, dan calon adiknya nanti.
Temans, mohon doa atas persiapan prosesi kelahiran istri saya. Saling doa pula untukmu. Semoga Allah beri kelancaran bagi yang belum memiliki dan ingin menambah keturunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Time to Change

Fokus pada tujuan. Tujuannya terfokus pada manfaat. Manfaatnya tertuju fokus pada Ummat. Mungkin itu yang ada dalam kepala seorang Anies. Sebagai salah satu aktivis di jamannya. Anies bukan sendirian. Banyak sejawat yang sampe hari ini juga masih terus bergerak. Disaat beberapa rekan sejawat terus mengarus di jalur politik, Anies sibuk mengisi diri. Sekolah sampai Luar Negeri. Forum sana sini diikuti. Seminar lokal dan internasional dilakoni. Peserta aktif dan hadir dalam pembicara substantif.  Sebagai satu diantara dari banyak aktivis di jamannya, Anies memang agak aneh dan beda. Saat yang lain mengisi perjuangan di kursi² legislasi, Anies mengisi ruang grassroot mendirikan Indonesia mengajar. Dipaksa anak² muda menyaksikan anak indonesia yang tidak setara terhadap haknya. Agar mereka paham apa masalahnya, bukan melulu masalahnya apa. Salah seorang senior selalu berpesan, memahami masalah adalah setengah jalan untuk menyelesaikan masalah. Anies melakukan itu. Saat sebagian lainnya rek

Rumah Yang Membiru

Nampaknya belum hilang, memori saya beranjak dari kantor buncit awal Februari 2017 silam. Kampus hijau yang membuat saya "terlahir" untuk meneruskan perjuangan, sebagai seorang hamba. 7 tahun yang fantastis dalam fase kehidupan. =============================== Tok tok tok... "Mas Boy, ini laptop dan seluler beserta simcardnya ya. Login dan password sudah saya tuliskan di kertas kecil", ujar Human Resources (HR) Officer Yayasan Sayangi Tunas Cilik (sekarang Save The Children Indonesia). 7 Maret 2017. Satu bulan persis setelah meninggalkan rumah hijau. Setelah mbak HR pergi, saya membatin dalam hati. Keren sekali lembaga ini. Ini adalah poin pertama yang harus saya catat tentang pengelolaan Organisasi international. Cara sederhana lembaga memberi penghargaan kepada staf-nya. Bathin saya kemudian liar, nampaknya 3 tahun disini cukup. Dan saya catat satu per satu pelajaran baiknya sebelum nanti "pulang". 6 bulan kemudian saya tiba di Madrid, Spanyol. Padahal b

Gelanggang Ketenangan Duka Mas Helmi

Seusai membawa ambulans sendiri dari rumah sakit ke rumah duka untuk hantar Almarhum adik kandungnya, mas Helmi menyampaikan ada indikasi malpalraktek di RS daerah Jakarta, tempat adiknya dirawat selama 12 hari. Lembaga Bantuan Hukum Dompet Dhuafa sudah dikontak dan akan bantu advokasi kasus adiknya mas Helmi ini. Terlepas dari itu, Rumah duka ada di gang kecil. Ayahnya yg seorang pedagang buku dan madu sampaikan terima kasih kepada DD. Persepsi muncul saat saya diskusi kecil dengan ayahnya. Dugaan saya, banyak nilai2 filosofis yg ditanamkan kepada anak2nya. Kembali ke Mas Helmi, anak pertama dari empat bersaudara. Baru saja lulus tes magister di Universitas Indonesia. Beliau masuk ke Dompet Dhuafa sebagai Karyawan Project, Asisten Manager Kantor DD Cabang Pembantu Jakarta Utara dan Jakarta Pusat enam bulan lalu. Pagi ini membuat saya tertegun. Diantara huru hara harapan kenaikan gaji dikantor, ada syukur mendalam  bertemu orang seperti mas helmi. Sosok yg penuh kecukupan dan rasa s