Langsung ke konten utama

Kenapa Ngotot 99 M ??

"Bapak saya buruh tani, ibu saya gak kerja. saya masuk Smart Ekselensia Dompet Dhuafa sudah sekitar 4 tahunan. dan gak tau kenapa, pas masuk ke Smart Ekselensia keluarga saya jadi penghasilannya lumayan bertambah. kalau dulu mah agak susah ayah dapet rejeki, Mungkin karna berkah Zakat kali ya", ujar Kabul, siswa Smart Ekselensia asal Jawa saat presscon akhir bulan lalu.

Smart Ekselensia, sekolah dengan verifikasi ketat dalam mekanisme rekruitmentnya. Maklumlah, sekolah super ketat ini khusus dhuafa, satu angkatan hanya menerima 35 anak dari seluruh Indonesia. Verifikasi bukan hanya dhuafa, tapi anak dhuafa yang super cerdas. SMP dan SMA digabung hanya dengan 5 tahun. Boarding school, dan boleh pulang kampung hanya setahun sekali dan dibiayai pula. Kecerdasan mereka Terbukti hingga angkatan kedelapan, anak-anak tersebut lulus menjanjikan. 100% lulus kampus negeri bonafit di Indonesia. mulai dari UI, Unpad, ITB, IPB dan kampus keren lainnya. kalau tidak salah, ada satu anak yang lolos beasiswa ke Belgia, wow kereen.

Di seberangnya ada Rumah Sakit Gratis Khusus Dhuafa. orang kaya boleh masuk? yaa gak boleh lah. kecuali bener2 kepepet. RS. Rumah Sehat Terpadu namanya. berbagai penyakit orang dhuafa dibantu disana. Rumah Sakit yang berdiri hasil patungan. Makanya pas masuk, banyak berjejer nama donatur yang ikut nyumbang se bata demi sebata bangunannya, hehhe. Berbagai alat kedokteran yang mahal dan manfaat juga ada. (lagi), hasil patungan bareng donatur retail dan perusahaan.

Alhamdulillah, dua etalase tersebut tersaji hasil donasi publik. dari Zakat, Sedekah, dan Wakaf. Feeling ane, sebagian duit ente ada disana. yang dulu pernah zakat Delapan Puluh Ribu, Seratus Ribu, atau berapapun. Yang pasti, menurut ente kecil mungkin, tapi berdampak dahsyat Sob. Mungkin itu yang dinamakan Berkah.

Di NTT, ada titik dimana orang sulot dapet air. Di Bantaeng, ada masyarakat yang masih terlilit hutang dengan tengkulak. Di Banten, masih bayak ribuan anak kurang Gizi. Thats Why, kami ngotot ngejar 99 Miliar di Ramadhan ini. angka kemiskinan naik tahun ini sekitar 3%. artinya nambah lagi orang miskin. makin berat tantangannya.

Kemarin, 35 Dai diterbangkan ke 5 benua. untuk gelorakan Zakatnesia. atau sederhananya, Ayo Bayar Zakat. Zakat yang menurut kita sedikit tadi (mungkin), tapi kalau dikumpulin lebih masif akan jauh dahsyatnya. Jadi sentilan sentilun juga sob saat kita lebih cepet menghitung libur, tanggal merah untuk cepet2 tag tiket pesawat dan hotel. tapi kadang lupa 2,5% (saja) dari gaji kita untuk dipotong.

Sekali lagi, itu alasan kami ngotot 99 M. 99 M merasuk dalam sugesti setiap kami, amil di Dompet Dhuafa. 99 M kami tempel dimana-mana agar malaikat juga tau kami serius untuk ikhtiarkan ini. Setiap hujan turun, tak pernah surut untuk kami mau jemput zakat kepada donatur yang akan berdonasi. Setiap hari tak pernah buka puasa bersama keluarga dirumah, demi memastikan layanan kami siap siaga menerima donasi yang akan dititipkan. Setiap waktu, kadang ada dinamika-dinamika emosi yang muncul karna kurang dan satu lain hal. Di tarhib Ramadhan kemarin, kami sempatkan foto bersama jajaran Manajemen untuk menguatkan azzam 99 M. Dan pada saat 99 M itu terkumpul, tak ada satu personel pun dari kami yang tetiba kaya karna fee marketing. Yaa, semua dibalikin lagi untuk kepentingan Ummat, insya Allah.

Sob, bantu kami dan mereka untuk gelorakan zakat yuk. ingatkan kiri kanan ente yang belum bayar zakat. caranya gampang banget kok, mudah. karna Zakat semudah memberi Like. karna Zakatnesia, Berkah untuk Indonesia !!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Time to Change

Fokus pada tujuan. Tujuannya terfokus pada manfaat. Manfaatnya tertuju fokus pada Ummat. Mungkin itu yang ada dalam kepala seorang Anies. Sebagai salah satu aktivis di jamannya. Anies bukan sendirian. Banyak sejawat yang sampe hari ini juga masih terus bergerak. Disaat beberapa rekan sejawat terus mengarus di jalur politik, Anies sibuk mengisi diri. Sekolah sampai Luar Negeri. Forum sana sini diikuti. Seminar lokal dan internasional dilakoni. Peserta aktif dan hadir dalam pembicara substantif.  Sebagai satu diantara dari banyak aktivis di jamannya, Anies memang agak aneh dan beda. Saat yang lain mengisi perjuangan di kursi² legislasi, Anies mengisi ruang grassroot mendirikan Indonesia mengajar. Dipaksa anak² muda menyaksikan anak indonesia yang tidak setara terhadap haknya. Agar mereka paham apa masalahnya, bukan melulu masalahnya apa. Salah seorang senior selalu berpesan, memahami masalah adalah setengah jalan untuk menyelesaikan masalah. Anies melakukan itu. Saat sebagian lainnya rek

Rumah Yang Membiru

Nampaknya belum hilang, memori saya beranjak dari kantor buncit awal Februari 2017 silam. Kampus hijau yang membuat saya "terlahir" untuk meneruskan perjuangan, sebagai seorang hamba. 7 tahun yang fantastis dalam fase kehidupan. =============================== Tok tok tok... "Mas Boy, ini laptop dan seluler beserta simcardnya ya. Login dan password sudah saya tuliskan di kertas kecil", ujar Human Resources (HR) Officer Yayasan Sayangi Tunas Cilik (sekarang Save The Children Indonesia). 7 Maret 2017. Satu bulan persis setelah meninggalkan rumah hijau. Setelah mbak HR pergi, saya membatin dalam hati. Keren sekali lembaga ini. Ini adalah poin pertama yang harus saya catat tentang pengelolaan Organisasi international. Cara sederhana lembaga memberi penghargaan kepada staf-nya. Bathin saya kemudian liar, nampaknya 3 tahun disini cukup. Dan saya catat satu per satu pelajaran baiknya sebelum nanti "pulang". 6 bulan kemudian saya tiba di Madrid, Spanyol. Padahal b

Gelanggang Ketenangan Duka Mas Helmi

Seusai membawa ambulans sendiri dari rumah sakit ke rumah duka untuk hantar Almarhum adik kandungnya, mas Helmi menyampaikan ada indikasi malpalraktek di RS daerah Jakarta, tempat adiknya dirawat selama 12 hari. Lembaga Bantuan Hukum Dompet Dhuafa sudah dikontak dan akan bantu advokasi kasus adiknya mas Helmi ini. Terlepas dari itu, Rumah duka ada di gang kecil. Ayahnya yg seorang pedagang buku dan madu sampaikan terima kasih kepada DD. Persepsi muncul saat saya diskusi kecil dengan ayahnya. Dugaan saya, banyak nilai2 filosofis yg ditanamkan kepada anak2nya. Kembali ke Mas Helmi, anak pertama dari empat bersaudara. Baru saja lulus tes magister di Universitas Indonesia. Beliau masuk ke Dompet Dhuafa sebagai Karyawan Project, Asisten Manager Kantor DD Cabang Pembantu Jakarta Utara dan Jakarta Pusat enam bulan lalu. Pagi ini membuat saya tertegun. Diantara huru hara harapan kenaikan gaji dikantor, ada syukur mendalam  bertemu orang seperti mas helmi. Sosok yg penuh kecukupan dan rasa s