Langsung ke konten utama

Cerita H Min Tujuh Puluh Enam

"Daboy, ada empat program utama yang dilakukan. tapi ada puluhan program yang tetap dikelola oleh teman2 program," Ujar Bu Latifa, Ibu Guru kami yang punya semangat selalu muda.

Waktu tepat menunjuk pukul. 19.12 WIB. Tapi diantaranya masih tetap ada Bang Shofa, Amil senior Dompet Dhuafa yang baru saja pulang Umroh kemarin sore. Diantara derita lelah dan radangnya, Bang Shofa tetap hadir dalam rapat lanjutan persiapan Ramadhan 1437 H hingga malam waktu itu. Sama seperti Bu Inge, yang juga baru pulang Umroh tiga hari lalu. Ibu dua anak ini kali pertama berada dalam tim ramadhan. Namun, semangatnya tak menampilkan seorang senior yg mudah lelah.

"Sebenernya anak aku yg kecil ulang tahun Daboy, daritadi udah sms kapan bunda pulang", berbisik mbak Refia lepas magrib berjamaah kemarin dengan nada agak sendu. Mbak Refia baru saja bergabung dua bulan lalu di lembaga ini, namun semangat manfaatnya jangan ditanya.

Ruang Meeting bersuhu 24 derajat masih berlanjut. Di lantai tiga pada sebuah ruko di kawasan ciputat, masih lengkap 14 Penanggung Jawab masing2 divisi Tim Ramadhan. Dalam hati saya tertegun saat melirik waktu sudah pukul delapan malam kurang sedikit. Anak2, suami, dan istri mereka bisa jadi sudah menunggu dirumah para sosok2 hebat depan mata saya ini.

Pada akhirnya menjadi Wajar, jika persiapan Ramadhan kami kelola serius. Sepertiga penghimpunan Zakat, Infak, dan Wakaf lembaga selama satu tahun akan terhimpun pada bulan Ramadhan ini. Tentu menjadi kebahagiaan bagi kami (amil) jika penghimpunan meningkat. Artinya makin banyak dhuafa yang terbantu dan berdaya.

Ahh, rindu pasti. Saat tak lagi di tempat seperti ini suatu saat nanti. Rindu saat berebut nasi goreng dan mie goreng sembari tertawa lepas di bagian akhir rapat karna jam makan malam pun yg sudah injury time.

Kadang juga merenung dalam hati, bersyukur sekali rasanya berada dalam lingkungan syahdu ini. orang2 hebat yang rela "digaji" kecil. heem.. semoga terus berasa beginilah. agar orientasi gak berubah..

Komentar

  1. Sepertinya pernah mengalami hal yg diceritakan diatas......

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Time to Change

Fokus pada tujuan. Tujuannya terfokus pada manfaat. Manfaatnya tertuju fokus pada Ummat. Mungkin itu yang ada dalam kepala seorang Anies. Sebagai salah satu aktivis di jamannya. Anies bukan sendirian. Banyak sejawat yang sampe hari ini juga masih terus bergerak. Disaat beberapa rekan sejawat terus mengarus di jalur politik, Anies sibuk mengisi diri. Sekolah sampai Luar Negeri. Forum sana sini diikuti. Seminar lokal dan internasional dilakoni. Peserta aktif dan hadir dalam pembicara substantif.  Sebagai satu diantara dari banyak aktivis di jamannya, Anies memang agak aneh dan beda. Saat yang lain mengisi perjuangan di kursi² legislasi, Anies mengisi ruang grassroot mendirikan Indonesia mengajar. Dipaksa anak² muda menyaksikan anak indonesia yang tidak setara terhadap haknya. Agar mereka paham apa masalahnya, bukan melulu masalahnya apa. Salah seorang senior selalu berpesan, memahami masalah adalah setengah jalan untuk menyelesaikan masalah. Anies melakukan itu. Saat sebagian lainnya rek

Rumah Yang Membiru

Nampaknya belum hilang, memori saya beranjak dari kantor buncit awal Februari 2017 silam. Kampus hijau yang membuat saya "terlahir" untuk meneruskan perjuangan, sebagai seorang hamba. 7 tahun yang fantastis dalam fase kehidupan. =============================== Tok tok tok... "Mas Boy, ini laptop dan seluler beserta simcardnya ya. Login dan password sudah saya tuliskan di kertas kecil", ujar Human Resources (HR) Officer Yayasan Sayangi Tunas Cilik (sekarang Save The Children Indonesia). 7 Maret 2017. Satu bulan persis setelah meninggalkan rumah hijau. Setelah mbak HR pergi, saya membatin dalam hati. Keren sekali lembaga ini. Ini adalah poin pertama yang harus saya catat tentang pengelolaan Organisasi international. Cara sederhana lembaga memberi penghargaan kepada staf-nya. Bathin saya kemudian liar, nampaknya 3 tahun disini cukup. Dan saya catat satu per satu pelajaran baiknya sebelum nanti "pulang". 6 bulan kemudian saya tiba di Madrid, Spanyol. Padahal b

Gelanggang Ketenangan Duka Mas Helmi

Seusai membawa ambulans sendiri dari rumah sakit ke rumah duka untuk hantar Almarhum adik kandungnya, mas Helmi menyampaikan ada indikasi malpalraktek di RS daerah Jakarta, tempat adiknya dirawat selama 12 hari. Lembaga Bantuan Hukum Dompet Dhuafa sudah dikontak dan akan bantu advokasi kasus adiknya mas Helmi ini. Terlepas dari itu, Rumah duka ada di gang kecil. Ayahnya yg seorang pedagang buku dan madu sampaikan terima kasih kepada DD. Persepsi muncul saat saya diskusi kecil dengan ayahnya. Dugaan saya, banyak nilai2 filosofis yg ditanamkan kepada anak2nya. Kembali ke Mas Helmi, anak pertama dari empat bersaudara. Baru saja lulus tes magister di Universitas Indonesia. Beliau masuk ke Dompet Dhuafa sebagai Karyawan Project, Asisten Manager Kantor DD Cabang Pembantu Jakarta Utara dan Jakarta Pusat enam bulan lalu. Pagi ini membuat saya tertegun. Diantara huru hara harapan kenaikan gaji dikantor, ada syukur mendalam  bertemu orang seperti mas helmi. Sosok yg penuh kecukupan dan rasa s