Langsung ke konten utama

Lama Tak Bersua, Benarkah Ini Medan? Eh beneran ini Indonesia??

Ini Medan Bung !!
15 hari jelang Ramadhan, saatnya menebar serbuk Fundraising ke berbagai cabang. Setelah sepekan lalu menabur benih ilmu di Riau, kini saatnya Medan. Horas !!
"Daboy tugas ke Medan ya" ucap mbak Novi dengan nada wibawa, Manager Human Capital Dompet Dhuafa.
Baru saja rasanya kemarin berbagi pengalaman dengan teman-teman fundraising Riau. Atau kami biasa menyebut dengan sahabat ramadhan. Alhamdulillah hari ini ada kesempatan yang sama ditempat lain. Meski harus gadaikan 2 pekan berturut melepaskan waktu main dengan raziq.
Eh btw, Adakah yang tau pengertian fundraiser? Yaps. Mirip-mirip marketing lah. Kalau marketing (bisa jadi) mencari profit untuk dirinya dan perusahaan, tapi fundraising menghimpun dana untuk pemberdayaan ummat dan membantu sesama. Mau dapat penghimpunan berapapun mah, gak ngaruh seketika bisa dapat bonus gede, hihhi.
Apa bedanya fundraiser dengan amil? Sederhananya gini, Fundraiser adalah Amil yang melakukan marketing. Tapi Amil belum tentu semuanya adalah Fundraiser.
Pagi ini di raillink dalam perjalanan menuju medan membuat saya semangat menulis ini. Pesawat Landing di bandara International Kualanamu memunculkan decak kagum. Maklum sob, jarang-jarang keluar kota soalnya. Dan ini kali kedua ke medan, atau pertama melihat bandara yang keren ini. Jadi ingat 6 tahun lalu saat ditugaskan pertama kali ke HongKong. Hongkong pandai sekali menyiapkan hubungan antara manusia dengan transportasi, dan transportasi dengan gedung. Jajahan inggris memang keren-keren.
Saat menunggu kereta, salah seorang ibu tukang sapu melempar senyum. Reaksi senyum tak mampu tertahan untuk beri umpan balik senyum kepada si ibu paruh baya yang manis :).
Tak lama, beranjak masuk beli tiket raillink. Beberapa menit kemudian masuklah kedalam kereta. Sebelum hinggap di kereta, salah seorang petugas kereta berhijab (agak manis), kembali melempar senyum. Nah, jujur. Senyumnya lebih manis dari ibu tadi #eh.
Rupa-rupanya bukan hanya bangunan yang diperindah oleh provinsi ini. Namun, setiap petugas yang bertugas sepertinya sudah diberikan service exellent kali ya. Medan yang terasumsi berwatak keras nampaknaya lupa seketika dengan mengingat dua perempuan medan tadi di bandara. Keren lah !!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Time to Change

Fokus pada tujuan. Tujuannya terfokus pada manfaat. Manfaatnya tertuju fokus pada Ummat. Mungkin itu yang ada dalam kepala seorang Anies. Sebagai salah satu aktivis di jamannya. Anies bukan sendirian. Banyak sejawat yang sampe hari ini juga masih terus bergerak. Disaat beberapa rekan sejawat terus mengarus di jalur politik, Anies sibuk mengisi diri. Sekolah sampai Luar Negeri. Forum sana sini diikuti. Seminar lokal dan internasional dilakoni. Peserta aktif dan hadir dalam pembicara substantif.  Sebagai satu diantara dari banyak aktivis di jamannya, Anies memang agak aneh dan beda. Saat yang lain mengisi perjuangan di kursi² legislasi, Anies mengisi ruang grassroot mendirikan Indonesia mengajar. Dipaksa anak² muda menyaksikan anak indonesia yang tidak setara terhadap haknya. Agar mereka paham apa masalahnya, bukan melulu masalahnya apa. Salah seorang senior selalu berpesan, memahami masalah adalah setengah jalan untuk menyelesaikan masalah. Anies melakukan itu. Saat sebagian lainnya rek

Rumah Yang Membiru

Nampaknya belum hilang, memori saya beranjak dari kantor buncit awal Februari 2017 silam. Kampus hijau yang membuat saya "terlahir" untuk meneruskan perjuangan, sebagai seorang hamba. 7 tahun yang fantastis dalam fase kehidupan. =============================== Tok tok tok... "Mas Boy, ini laptop dan seluler beserta simcardnya ya. Login dan password sudah saya tuliskan di kertas kecil", ujar Human Resources (HR) Officer Yayasan Sayangi Tunas Cilik (sekarang Save The Children Indonesia). 7 Maret 2017. Satu bulan persis setelah meninggalkan rumah hijau. Setelah mbak HR pergi, saya membatin dalam hati. Keren sekali lembaga ini. Ini adalah poin pertama yang harus saya catat tentang pengelolaan Organisasi international. Cara sederhana lembaga memberi penghargaan kepada staf-nya. Bathin saya kemudian liar, nampaknya 3 tahun disini cukup. Dan saya catat satu per satu pelajaran baiknya sebelum nanti "pulang". 6 bulan kemudian saya tiba di Madrid, Spanyol. Padahal b

Gelanggang Ketenangan Duka Mas Helmi

Seusai membawa ambulans sendiri dari rumah sakit ke rumah duka untuk hantar Almarhum adik kandungnya, mas Helmi menyampaikan ada indikasi malpalraktek di RS daerah Jakarta, tempat adiknya dirawat selama 12 hari. Lembaga Bantuan Hukum Dompet Dhuafa sudah dikontak dan akan bantu advokasi kasus adiknya mas Helmi ini. Terlepas dari itu, Rumah duka ada di gang kecil. Ayahnya yg seorang pedagang buku dan madu sampaikan terima kasih kepada DD. Persepsi muncul saat saya diskusi kecil dengan ayahnya. Dugaan saya, banyak nilai2 filosofis yg ditanamkan kepada anak2nya. Kembali ke Mas Helmi, anak pertama dari empat bersaudara. Baru saja lulus tes magister di Universitas Indonesia. Beliau masuk ke Dompet Dhuafa sebagai Karyawan Project, Asisten Manager Kantor DD Cabang Pembantu Jakarta Utara dan Jakarta Pusat enam bulan lalu. Pagi ini membuat saya tertegun. Diantara huru hara harapan kenaikan gaji dikantor, ada syukur mendalam  bertemu orang seperti mas helmi. Sosok yg penuh kecukupan dan rasa s