Langsung ke konten utama

Suatu Saat Jika Tak Disini...

Suatu saat jika aku tak disini lagi, aah pasti akan sangat rindu.
Suatu saat jika aku tak disini lagi, aah pasti ada yang kurang.

"Baru malam takbiran kemarin ngerasain dirumah bro, tapi malah jadi kerasa ada yang kurang. Apalagi hiruk pikuknya ramadhan, aah kangen juga" curhat salah seorang teman mantan amil DD saat ketemu gak sengaja di daerah kuningan.

Laki-laki sederhana, berbadan kurus yg 'begitu-begitu' saja sejak dulu. Hobinya lari dan gowes. Sekarang melanglang nasibnya di salah satu NGO International asal UK. Tak sengaja betul, bertemu lepas magrib di kawasan kuningan. Banyak hal yang beliau ceritakan, banyak inspirasi yang tercecer malam kemarin. Soal disiplinnya orang asing, dan detailnya mereka dalam merancang program kemanusiaan.

"Tapi tetep boy, suasana di DD itu emang bikin kangen", tambahnya.

Hari kemarin jelang sebulan menuju Ramadhan. Menghitung hari, memilih konter, menunjuk placement media yang pas, dan menyusun material visual yang pas untuk dikampanyekan. Belum lagi, menghitung detail target penghimpunan zakat dan sejenisnya yang penuh dinamika. Memastikan material wardrobe yang pas dan sesuai ekspetasi donatur dan publik menjadi bagian tambahannya.

Siapapun yang pernah mengurus ini, pasti rindu saat-saat begini. Disini, semua orang fokus menuangkan ide dan menggagas inovasi. Tujuan akhirnya hanya satu, mengajak Publik untuk melakukan Ziswaf. Bagi kami, pekerjaan mulia dalam memfasilitasi muslim menunaikan kewajibannya.

Belum lagi saat penghujung malam ramadhan, malam takbiran yang tak kenal pejam mata. Apalagi mengingat kampung halaman, ahh lupakan. Malam takbiran menjadi momentum setengah orang dikantor menghitung donasi, selembar demi selembar dihitung detail amanah publik. Sebagian lainnya sibuk mencari mustahik (penerima zakat) yang harus dituntaskan malam itu juga.

Ahh nikmatnya jadi Amil. Menyiapkan Ramadhan dengan gegap gempita, dan syiar ajakan kebaikan kepada siapapun. Kadang, di bagian lelah yang muncul, tampak senyum anak-anak dhuafa yang merekah bahagia karna donasi Zakat yang dititipkan.

Suatu saat jika ku tak disini lagi, aah pasti akan sangat rindu.
Suatu saat jika ku tak disini lagi, aah pasti ada yang kurang.

Komentar

  1. Mantap, ramadhan itu selalu ngangenin

    BalasHapus
  2. Mantap, ramadhan itu selalu ngangenin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada cinta di Ramadhan. Sayang, si Cinta belum berkenan bergabung :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Time to Change

Fokus pada tujuan. Tujuannya terfokus pada manfaat. Manfaatnya tertuju fokus pada Ummat. Mungkin itu yang ada dalam kepala seorang Anies. Sebagai salah satu aktivis di jamannya. Anies bukan sendirian. Banyak sejawat yang sampe hari ini juga masih terus bergerak. Disaat beberapa rekan sejawat terus mengarus di jalur politik, Anies sibuk mengisi diri. Sekolah sampai Luar Negeri. Forum sana sini diikuti. Seminar lokal dan internasional dilakoni. Peserta aktif dan hadir dalam pembicara substantif.  Sebagai satu diantara dari banyak aktivis di jamannya, Anies memang agak aneh dan beda. Saat yang lain mengisi perjuangan di kursi² legislasi, Anies mengisi ruang grassroot mendirikan Indonesia mengajar. Dipaksa anak² muda menyaksikan anak indonesia yang tidak setara terhadap haknya. Agar mereka paham apa masalahnya, bukan melulu masalahnya apa. Salah seorang senior selalu berpesan, memahami masalah adalah setengah jalan untuk menyelesaikan masalah. Anies melakukan itu. Saat sebagian lainnya...

Rumah Yang Membiru

Nampaknya belum hilang, memori saya beranjak dari kantor buncit awal Februari 2017 silam. Kampus hijau yang membuat saya "terlahir" untuk meneruskan perjuangan, sebagai seorang hamba. 7 tahun yang fantastis dalam fase kehidupan. =============================== Tok tok tok... "Mas Boy, ini laptop dan seluler beserta simcardnya ya. Login dan password sudah saya tuliskan di kertas kecil", ujar Human Resources (HR) Officer Yayasan Sayangi Tunas Cilik (sekarang Save The Children Indonesia). 7 Maret 2017. Satu bulan persis setelah meninggalkan rumah hijau. Setelah mbak HR pergi, saya membatin dalam hati. Keren sekali lembaga ini. Ini adalah poin pertama yang harus saya catat tentang pengelolaan Organisasi international. Cara sederhana lembaga memberi penghargaan kepada staf-nya. Bathin saya kemudian liar, nampaknya 3 tahun disini cukup. Dan saya catat satu per satu pelajaran baiknya sebelum nanti "pulang". 6 bulan kemudian saya tiba di Madrid, Spanyol. Padahal b...

Secret in Madrid

Enam hari lima malam, rasanya tak tahan saya berlama-lama di Madrid. Setiap 21 detik berlalu, selalu ada saja gadis spanyol yang hilir mudik di kawasan Grand Avia, Madrid. Hidung mancung, kaki melenggang panjang, dan body aduhai. Ada banyak secret in Madrid sesungguhnya. Hahha. Tapi maaf. Saya gak akan cerita lebih intim soal Spanyol, perempuan, dan body-nya. Saya juga sudah izin istri untuk bisa berfoto berdua dengan gambar yang anda lihat. Saya lupa namanya. Tapi yang saya ingat, mbak keturunan spanyol ini baik, tidak sombong, dan dengan senang diajak foto.. Hehhe. PERJALAN SUDAH DIMULAI Satu hal, tak ada dalam niat dan pikir saya saat pindah ke lembaga baru untuk terbang ke eropa, pun belahan dunia lainnya. Eropa, sesuatu yang sangat jauh dari nalar pikir saya. Bahkan saya ndak berani menghayal untuk menginjak kaki di tanah eropa. Maklum, anak Bekasi yang sampe sekarang pun ngomong bahasa inggris pasti diketawain. Mungkin, kalaupun raziq gedean dikit bakal malu punya abi ...