Kali kedua bertemu Sandiaga Uno. Sosok tampan, senyum mengenang, dan idaman setiap wanita mungkin. Kedermawanannya sebagai muslim juga sudah perlu ditanya. Sebagai amil zakat, kami paham betul betapa sisihan harta kebaikannya terpotong rapih dalam setiap tahunnya.
Pertama sekali bertemu adalah saat menyambangi beliau di lapangan golf milik sendiri yang berdomisili di wilayah Senayan Jakarta. Saat itu kami hendak mengambil gambar (foto) untuk dijadikan visual kampanye "Ayo Bantu Gizi Buruk". Namun sayang, tidak jadi naik karna langkah beliau yang melaju menjadi bakal calon DKI 1. Hal yang memang tidak boleh dilakukan oleh Dompet Dhuafa.
Saya Boy, dari Dompet Dhuafa pak, "ujar saya sembari menjabat pertama kali tangan beliau". Selang 3-4 detik, beliau mengenalkan diri. "Saya Sandi, penggemar Dompet Dhuafa". (Tetiba terlepas senyum dari saya).
Tak menyangka, sosok yang memang sangat humble. Tergambar dalam pertemuan tersebut. Hal tersebut pula yang juga tergambar selama 2 jam sesi foto. Sosok sederhana, dan menurut atas instruksi yang kami arahkan.
Pertemuan itu terjadi lagi saat acara "Rezeki Tak Disangka-sangka" kemarin (27/4). Satu panggung dengan mas Ippho Santosa dan Bang Adhyaksa Dault. Acara yang sejujurnya memang tak disengaja.
Pak Sandi, JANGAN MAJU SEKARANG YA, ujar riandi (amil DD) saat menyampaikan pesan pengurus masjid Istiqlal kala itu. Senyum bang Sandi sembari berbisik, "baik mas, saya mengikut saja". Hal tersebut harus disampaikan terlebih dahulu karna ada perubahan agenda acara. "Ada sambutan pengurus masjid yang harus didahulukan urutannya", tambah riandi.
Meski pada akhirnya pengurus masjid mempersilahkan bang Sandi utk menyampaikan materi berdurasi 15 menit.
Komentar
Posting Komentar