Jika boleh jujur, maka akan terlontar 2016 adalah tahun penuh Ujian dan Tantangan.
Belum ada yang istimewa di awal tahun. Memegang tugas baru sebagai "pilot" fundraising retail, tanpa experience dan tanpa referensi menjadikan saya belajar cepat. Kelola karakter baru, kelola tim baru.
Wahana pembelajaran pun berlanjut menanti di tahun ini. Di daulat sebagai ketua panitia ramadhan Dompet Dhuafa 1437 H, sungguh oh sungguh. Tantangan yang perlu ditaklukan. Siapapun yang pernah memegang amanah ini, tahu betul tingkat stress yang timbul. Apalagi adaptasi struktur organisasi lembaga yang baru menambah daya tahan Tantangan meningkat. Maret hingga Agustus, 5 bulan penuh belajar. Persiapan hingga laporan. Belajar bersabar, kelola puluhan tim untuk gapai 1 target.
Masih dipertengahan tahun, tanpa sadar SIM A dan SIM C lewat masa berlaku. Berliku, untuk hindari razia dan aparat. Setiap pekan lewatkan prosesi tes ke kantor polisi uji SIM. Sempat digoda "oknum" untuk jalan pintas, dalam hati berbisik (lanjut aja bro, udah nanggung dipertengahan jalan). Didorong dukungan istri, mondar mandir hingga 14 kali, akhirnya kedua SIM selesai.
Bulan sepuluh, ada tugas mulia lembaga untuk mengantar Ustadz Amir Faisol safari dakwah ke beberapa kota di Inggris. Belum berjodoh, terlambat sadar bahwa paspor hilang saat akhir tahun 2015 isi mobil dirampok orang. Inggris, akhirnya tinggal impian (lagi). Ndak lama, urus paspor. Mencoba jalan lurus lewati proses, sayang hasilnya tidak berpihak. Surat keterangan polisi dan alasan hilang ditolak imigrasi. Setelah mencari jalan terbaik, alhasil biaya 3x lipat ludes lewati administrasi.
Saya ndak ingat betul dibulan apa, gelombang besar perubahan struktur di lembaga, membuat hampir 2/3 amil "galau". Bahkan beberapa diantaranya mengajukan pengunduran diri.
Dalam sebuah sujud di malam, air mata ndak sengaja turun. Menikmati betul rangkaian Ujian di tahun ini. Dulu seorang teman pernah nasehati, "Segala Sesuatu ada saatnya akh", Abdurrahman Usman. Rekan seperjuangan yang kini big boss Dompet Dhuafa Banten.
Kadang, saat istri mengadu keluh. Saya menitipkan pesan yang sama kepada Istri. "Segala Sesuatu Ada Saatnya, bun". Nikmati saja proses hujan, agar saat matahari terbit, kita bersyukur banyak didalamnya. Meyakini Allah punya skenario yang baik. Bahkan Terbaik. Meyakini Allah punya hadiah dibalik ujian. Kalau orang tua dulu sih selalu bilang, "ada pelangi setelah hujan".
Jelang 2 hari istri akan berangkat ke Kuala Lumpur untuk hadiri pernikahan anak sulung Presdirnya, dokter kandungan membuat kebijakan untuk tidak pergi. Subhanallah, istriku mengandung calon adik Raziq. Mertuaku memeluk erat anak perempuannya saat tau kabar soal bunda Raziq, dan calon adiknya.
Masya Allah. Entah lega berbumbu takjub. Pembelajaran, Ujian, dan Hadiah. Makna sederhana dalam hidup yang secara siklus akan begitu. Maka, yang terpenting untuk menanamkan ini ke diri, istri, Raziq, dan calon adiknya nanti adalah "selalu berperasangka baiklah kepada Allah".
Segala Puji Hanya MilikMu Ya Rabb, atas segala kesabaran yang kau tanam, dan segala kenikmatan yang Kau Berikan. Semoga menuju tahun masehi 2017, ada Kesabaran dan Rasa Syukur yang selalu bertabur.
Komentar
Posting Komentar